Macam-macam Permainan Tradisional Bali yang Asyik Untuk Dimainkan
Dari mulai tahun 90an sampai sekarang, yang di mana orang-orang menyebutnya generasi milenium menjadikan permainan tradisional serasa di campakkan oleh anak-anak, pasalnya anak-anak lebih memilih permainan online atau offline, yang mudah terakses di dalam iped, android, laptop, dan lain-lainnya.
Yang cenderung dengan permainan itu, tidak menjadikan anak-anak menjaga kesehatannya. Tidak sedikit anak-anak generasi sekarang ini menghabiskan waktunya dengan hanya bermain games, Satu jam dua jam mereka lalui, bahkan semalam suntuk mereka kuat melawan kantuk karena asyik dengan permainan games.
Fenomena seperti ini menjadikan anak tidak memperhatikan waktu-waktunya dan cenderung terbuang dengan sia-sia.
Dan dia juga tidak memperhatikan kapan waktunya untuk makan, tidur, belajar, dan kapan waktunya untuk olahraga, bahkan tidak jarang dari mereka melalaikan waktunya untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat beragama.
Ini semua disebabkan bukan karena ksealahan si anaknya sendiri, melainkan ada aspek ketidak perhatian orang tua terhadap anak-anaknya, yang membuat kehidupan sang anak menjadi tidak teratur seperti apa seharusnya.
Damapak negatif lainnya adalah dengan mudahnya mengakses permainan lewat internet, menjaadikan sang anak mudah terjerumus dalam kehidupan gelap, yang semestinya tidak mereka ketahui.
Maka dari itu, mari kita berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan permainan tradisional sebagai permainan anak-anak kita. Karena dengan permainan tradisional, anak akan menjadi pribadi yang sehat, rajin dan terbebas dari hal-hal yang menjadi kekhawatiran semua orang tua.
Banyak permainan tradisional Bali yang tidak kalah seru dengan permaina modern yang banyak bermunculan sekarang-sekarang ini, yang hanya membawakan dampak negatif untuk pola pikir atau daya kembang otak dan pertumbuhan fisik sang anak.
Dengan dampak positif yang didapat, ternyata permainan tradisional bali ini juga sudah jarang ditemukan, kecuali cuma sedikit ditemukan di ploksok-ploksok desa atau pada saat pertunjukan pesta kesenian Bali yang hanya digelar setahun sekali.
Berikut permainan tradisional Bali:
Megok Goakan
Permainan tradisional Bali yang satu ini telah menyebar luas seantero nusantara, dengan nama yang beda dan mungkin di daerah lain ada sedikit modifikasi dalam permainan ini. Permainan Megok Goakan hampir mirip seperti permainan Ular-ularan, yang sering di mainkan anak 90an ke bawah.
Sejarah Singkat Permainan Megok Goakan
Dahulu terdapat sebuah kerajaan di wilayah Bali yang bernana kerajaan Buleleng, yang dipimpin oleh Ki Barak Panji sakti, yang mampuh mengalahkan kerajaan-kerajaan yang terdapat di wilayah Bali tersebur. Sontak kabar tersebut terdengar oleh kerajaan Blambangan, yang berada di Jawa Timur.
Kerajaan Blambangan pun menginginkan wilayah yang di pimpin oleh Ki Barak Panji Sakti menjadi wilayah kekuasaannya, dan berniatan untuk menyerang kerajaan Ki Barak Panji Sakti. Setelah Ki Barak Panji Sakti mendengar kabar tersebut, merasa kaget, karena kerajaan Blambangan adalah kerajaan yang cukup kuat.
Bingung karena mendengar kabar tersebut dan ketidak yakinaan para prajuridnya sanggup mengalahkan Kerajaan Blambangan, Ki Barak Panji melamun di teras kerajaan, sambil melamun dan memikirkan srtategi untuk melawan kerajaan Blambangan, Ki Barak Panji Sakti melihat sekumpulan anak kecil sedang bermain Megok Goakan.
Akhirnya tercetuslah ide untuk memainkan Megok Goakan bersama para prajuridnya, dikumpulkan semua prajuridnya dan permainan megok goakan di lakukan dengan komandan nara praja sebagai kepala barisan dan Ki Barak Panji sebagai Goaknya.
Setelah permainan di mulai Goak atau Ki Barak Panji memenangkan permainan itu, dan satu permintaan di pinta Goak terhadap kepala barisan, sebagai imbalan kemenangannya. Sesudahnya ditanya, “kamu mau apa Goak?” “aku mau kerajaan Blambangan agar menjadi wilayah kekuasaan Buleleng,” Jawab si Goak
Komandan nara praja sebagai kepala barisan bingung atas permintaan si Goak tersebut, tapi permintaan itu harus dipenuhi, dan Komandan nara praja pun bersorak bahwa akan mengalahkan kerajaan Blambangan, dan semua prajuritnya sorak gembira bahwa mereka bisa mengalahkan kerajaan Blambangan.
Permainan Megok Goakan sebagai sarana pembangkit prajurid kerajaan Buleleng untuk melawan Kerajaan Blambangan. Semenjak itu permainan Megok Goakan menjadi permainan rakyat yang sampai sekarang masih ada dan selalu dihubung-hubungkan dengan sejarah Ki Barak Panji Sakti.
CARA BERMAIN
Permainan Megok Goakan paling sedikitnya terdiri dari 7 orang atau lebih, dengan cara 6 orang buat satu barisan sedangkan yang satunya lagi bertugas sebagai Si Goak. 6 orang yang baris, satu sama lain harus saling memegang pinggang temannya yang berada di depan, selama permainan berjalan, pegangan itu tidak boleh terlepas.
Biasanya orang yang paling kuat, bertugas sebagai kepala barisan, karena untuk menjada ekor atau barisan paling belakang agar tidak tertangkap oleh Si Goak. Si Goak bertugas menangkap barisan paling belakang, dan biasanya permainan ini menggunakan waktu, untuk meminimalkan berapa lama Si Goak harus menangkap ekor barisan.
Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan misal, 5 menit Si Goak tidak bisa menangkap ekor atau barisan paling belakang, maka Si Goak dinyatakan kalah. Begitu pula sebaliknya, apabila Si Goak bisa menangkapnya maka kemenangan berpihak pada Si Goak.
Permainan ini bisa juga dimainkan oleh dua regu atau kelompok, dengan cara permainan setiap kepala barisan dari kelompok itu saling mengejar ekor atau barisan paling belakang dari lawan. Serta menjaga ekornya agar tidak terkena oleh kepala barisan lawan.
Permainan ini lebih seru apabila dimainkan di tempat yang sedikit berair dan berlumpur. Misalnya, pesawahan dan lain-lainnya.
Lebih banyak peserta yang bermain dalam permainan ini, maka permainan pun akan lebih seru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar