1. KACIMUIH
Olahan khas Sumatera Barat cukup melimpah, yang pertama ada kacimuih. Walaupun dibuat dengan bahan dasar singkong yang cenderung ‘ndeso’, namun setelah jadi kacimuih maka rasanya akan berbeda. Pembuatannya dilakukan dengan bahan singkong, gula (bisa gula putih bisa gula merah), dan parutan kelapa. Bentuknya sendiri terbilang sederhana, ketela pohon tadi akan ditumpuk dengan kelapa parut maupun gula. Namun rasanya akan sangat nikmat di mulut, ada rasa gurihnya parutan kelapa maupun manisnya gula.
Pembuatannya juga tidaklah sulit, yakni cukup dengan menyiapkan singkong yang telah terkupas, gula aren atau gula pasir, parutan kelapa, garam, dan vanilli. Singkong yang telah bersih nantinya akan diparut agak kasar lalu langsung bisa dikukus. Selain itu ada pula tambahan garam dan vanilli untuk memberi rasa pada singkong. Kira-kira, selama 20 menit, hasil kukusan sudah matang dan sudah bisa diangkat untuk disajikan bersama parutan kelapa dan gula putih.
Selain gula putih, kacimuih juga bisa dimakan dengan gula aren. Untuk penggunaan gula aren agak berbeda, karena kelapa parut harus dimasak dulu, sedangkan gulanya harus sudah cair, baru bisa ditaruh di atasnya. Harga untuk satu porsinya cukup terjangkau, uang 3 ribu sampai 5 ribu rupiah sudah cukup untuk membelinya.
2. GAJEBOH
Selain Rendang, di ibukota Sumatera Barat, Padang, juga ada olahan lain bernama gulai gajeboh atau disebut pula sandung lamur. Bahan utama pembuatannya adalah daging sapi pada bagian punuk, sehingga biasanya akan terdapat banyak gajih (lemak). Namun kerena itulah akan ada 3 varian rasa jika menikmatinya, yakni rasa gurih yang biasa saja, sebab daging lebih banyak dari lemak. Lalu ada rasa gurih normal yang akan timbul saat gajih lebih banyak dari daging, sedang yang ketiga sangat gurih karena hanya ada gajih saja dalam porsinya. Walaupun kebanyakan antara gajih dengan daging perbandingannya 3:1, sehingga rasanya condong ke gurih.
Sesuai namanya, makanan khas Sumatera Barat ini juga punya kuah seperti gulai pada umumnya. Kuah yang digunakan adalah asam pareh, namun disajikan tanpa santan sedikitpun, sehingga tampilannya akan memerah. Selain rasa gurih, berkat kuah tersebut maka akan ada cita rasa pedas yang timbul. Bahkan berkat perpaduan antara kuah dengan banyaknya lemak, banyak yang mengatakan bahwa gajeboh adalah makanan paling lezat. Namun sangat tidak disarankan bagi penderita kolesterol tinggi, karena makanan dengan harga mulai dari Rp. 23.500 plus nasi ini, bisa membuat tengkuk terasa berat. Untuk mendapatkannya, kunjungi saja Rumah Makan Lamun Ombak di Padang atau yang di Jakarta ada Rumah Makan Sepakat.
3. ASEM PANDEH DAGING
Dari namanya saja, sudah terlihat bahwa asem pandeh daging dibuat dengan bahan dasar daging, terutama daging sapi. Walupun kini banyak rumah makan yang mencoba membuat asem pandeh dari daging ikan maupun daging ayam, jadi tidak hanya daging sapi saja. Sesuai arti namanya yang berarti asam pedas, rasanya juga begitu, asam pedas, karena dibuat dengan cabai yang dominan, dan ada asam kandis. Jika dibuat dengan daging sapi, penampilannya akan sangat mirip dengan rendang, karena warna dagingnya yang cokelat, dengan sedikit kuah menyertainya. Untuk lebih mempercantik tampilan, biasanya akan ditambah dengan irisan tomat di atasnya.
Bahkan makanan ini kerap disajikan saat acara-acara adat yang sakral, sebut saja saat ketika acara pernikahan, yang disajikan untuk para tamu dan undangan. Pembuatan makanan ini hanya perlu mencampur bumbu halus berupa bawang merah dan bawang putih dengan daging, bahkan ditambah lagi dengan cabai merah, jahe, asam kandis, dan tomat yang telah dimemarkan. Setelah didiamkan selama 30 menit, baru campuran tersebut sudah bisa digoreng sampai warnanya kecokelatan. Setalah matang, maka sudah siap disajikan bersama nasi, jika ingin membelinya, datang saja ke rumah makan di ranah Minang karena cukup banyak yang menjualnya.
4. LOMPONG SAGU
Salah satu jenis kue yang langka ditemui adalah kue dengan nama lompong sagu. Bahan yang digunakan untuk membuat lompong sagu adalah tepung sagu, parutan kelapa, gula merah, santan, dan pisang kepok atau pisang raja. Makanan tradisional Sumatera Barat ini berasal dari daerah Minang dengan rasa dominan manis dan ada aroma khas pemanggangan. Bentuknya sendiri sangat unik, setelah selesai dipanggang, biasanya akan disajikan di atas piring dengan bentuk kotak hasil potongan, bisa juga diberi taburan parutan kelapa.
Sedangkan pembuatan kue ini adalah dengan cara mencampurkan bahannya seperti, pisang kepok yang sudah dihaluskan, tepung sagu, kelapa parut, gula merah halus, serta air secukupnya. Aduk adonan tersebut sampai benar-benar merata, kemudian masukkan adonan ke daun pisang sebesar 2 sendok makan adonan untuk dibungkus. Kedua ujungnya, kunci saja dengan lidi, sehingga akan dengan mudah dipanggang. Saat dipanggang, bolak-balik bungkusannya sampai benar-benar matang. Setelah matang, lompong sagu bisa disajikan dengan memotongnya menjadi beberapa bagian untuk dihiasi parutan kelapa atau memakannya secara langsung saat masih hangat.
5. SATE PADANG
Selain nasi padang yang sudah terkenal, ada juga makanan khas Sumatera Barat lain bernama sate padang yang terkenal hingga SUMATRA Olahan sate khas kota Padang tersebut dibuat menggunakan daging sapi, bahkan ada lidah sapinya yang diberi kuah khasnya. Sebenarnya tidak hanya daging dan lidah sapi, melainkan ada pula bahan lain yang kerap digunakan seperti jeroan berupa jantung, usus, dan paru. Sedangkan untuk bumbu yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, kunyit, serai, jahe, cabai merah, dan bumbu lainnya. Bumbu-bumbu tersebut dimasak dengan kaldu sapi, kemudian akan ditambah dengan tepung beras agar lebih kental.
Biasanya penjual yang kerap ditemui di pinggir jalan, akan menjajakannya dengan irisan ketupat yang tertutup bumbu kuahnya. Hal ini karena bumbu kuah yang diberikan sangatlah banyak yang menutupi ketupat di bawahnya, sehingga akan semakin nikmat rasanya. Rasa pedas dan gurih akan langsung muncul di mulut saat mengonsumsi satenya yang empuk. Sedangkan aroma yang akan timbul bila menghirupnya akan tercium aroma kunyit dan serainya yang khas. Hal inilah yang membuat jenis sate ini banyak peminatnya, bahkan sampai ke luar Padang.
6. SATE LOKAN
Jika biasanya mengenal sate hanya dari bahan dasar daging sapi, ayam, atau kambing, namun di daerah Minangkabau, khusunya Padang ada sate lokan. Apa itu sate lokan? Sate lokan adalah sate yang menggunakan bahan dasar berupa kerang hijau. Walaupun awalnya hasil laut dengan nama latin Perna viridis L ini memiliki warna hijau, namun setelah dimasak akan bewarna oranye kemerahan. Seperti halnya sate kebanyakan, sate kerang ini akan disajikan dengan cara ditusuk yang ditambah dengan kuah kentalnya.
Sebelum bisa disajikan, kerang akan terlebih dahulu direbus dengan adanya tambahan bumbu halus yang terbuat dari bawang merah, bawang putih, lengkuas, ketumbar, serai, jahe, merica, jintan, kunyit, dan cabai merah. Jika hasilnya telah matang, hasil kerang rebus tadi sudah bisa ditusuk lalu bisa langsung dibakar sampai warnanya kecokelatan. Hasilnya akan disajikan di piring bersama kuah hasil rebusan kerang tadi, tapi ditambah dengan tepung beras agar kental. Sate yang akan ditaburi bawang goreng di atasnya ini akan lezat dinikmati bersama ketupat dengan cita rasa yang gurih dan pedas.
7. RENDANG SAPI
Sebagai makanan khas Sumatera Barat yang masuk dalam dari CNN pada tahun 2011 lalu, rasanya rendang memang layak masuk 27 daftar ini. Makanan yang dibuat menggunakan daging sapi ini bahkan menggunakan bumbu rempah yang melimpah untuk menciptakan satu porsinya. Sebut saja aneka bumbu halusnya yaitu cabai, bawang putih, lengkuas, bawang merah, kunyit, dan serai ada di sana. Belum lagi tambahan santan sebagai campuran saat rendang dimasak yang membuatnya semakin melimpah rempah.
Makanan yang bahkan sudah dikenal di hampir seluruh rumah makan Padang ini telah dikenal oleh masyarakat luar Indonesia. Tak heran memang, karena rasanya yang sangat meresap sampai ke dalam daging berkat pemasakannya yang lama. Setelah semua bumbu dan potongan daging dicampur menjadi satu dengan santan, maka saat dimasak harus terus diaduk. Awalnya satu kualinya bisa memuat air yang banyak, namun setelah dimasak dengan waktu sekitar empat jam, air akan habis dan bumbunya meresap ke daging. Hal itulah yang membuat rasa rendang sangat nikmat, begitu pula saat dikonsumsi bersama dengan nasi.
8. RENDANG PARU
Jika biasanya rendang lebih identik dibuat menggunakan daging sapi, maka rendang paru adalah pengecualiannya. Sesuai namanya, jenis olahan rendang ini dibuat menggunakan paru-paru sapi yang lebih lunak dan basah dibanding daging sapi. Tidak hanya dari bahan dasar saja yang berbeda, karena bumbu-bumbu yang digunakan untuk memasaknya juga berbeda. Kebanyakan bumbu rempah yang digunakan adalah bawang putih, jahe, lengkuas, cabai merah, dan dedaunan yang telah dirajang. Kemudian semua bumbu itu akan dihaluskan untuk nantinya dimasak bersama paru sapi.
Tidak hanya itu, penggunaan santannya juga memerlukan takaran yang lebih besar, yakni sekitar 1,5 kali lebih banyak ketimbang rendang normal. Namun kalau masalah pengolahannya, cenderung hampir sama, bahkan bisa dikatakan persis. Tapi hasilnya tetap berbeda, paru tadi yang telah dimasak akan punya tekstur yang lebih keras dengan warna cokelat yang dominan. Untuk mencicipinya, datang saja ke kota Payukumbuh dengan alamat Jl. Soekarno Hatta No. 37, karena di sana terdapat rumah makan bernama rendang ‘Nikmat’.
9. GALAMAI
Galamai di Sumatera Barat sangatlah populer, sehingga beberapa kota seperti Payakumbuh, Pariaman, Pasaman, dan Solok mempunyai cara memasaknya sendiri. Namun kebanyakan makanan asal Sumatera Barat dengan nama lain kalamai ini memiliki komposisi bahan serupa, seperti tepung beras ketan, santan, gula aren, dan kacang tanah. Mungkin ketiga bahan pertama sudah tidak asing lagi bagi pembuatan dodol atau jenang, karena galamai memang mirip kedua makanan tersebut. Bedanya hanya pada taburan kacang tanah yang menghiasi galamai, sehingga terdapat cita rasa yang berbeda dibanding kedua olahan dari Jawa itu.
Untuk memasaknya juga agak mirip dengan dodol, yakni dengan memasak bahan-bahan di atas dalam satu kuali besar dengan api yang stabil. Untuk membuatnya menjadi lengket, pembuat harus telaten mengaduk adonan galamai selama 3-4 jam lamanya. Setelah galamai tadi masak, selanjutnya adalah dengan memotong adonan menjadi bentuk yang diinginkan. Dengan rasa manis dari gula aren ditambah dengan renyahnya kacang tanah yang terlebih dahulu disangrai, maka akan menghasilkan rasa galamai yang enak.
10. BAREH RANDANG
Di kawasan Darek yang terdiri dari beberapa kota meliputi Payakumbuh, Tanah Datar, Agam, dan Lima Puluh Kota terdapat kudapan manis bernama bareh randang. Makanan ini ternyata bukanlah jenis dari rendang, sesuai namanya yang agak nyerempet, namun ternyata bareh randang adalah olahan tersendiri. Penamaan randang yang membuat kita salah sangka ternyata memiliki makna ‘menyangrai’ sesuai proses pemasakannya. Sedangkan bareh didapat dari artinya yaitu beras atau tepung beras yang menjadi bahan pembuatannya. Jika ditilik secara bahasa seperti di atas, maka secara harfiah bareh rendang adalah makanan dari tepung beras yang dimasak dengan cara disangrai yang dicampur dengan cairan gula dan santan.
Prosesnya yang disangrai nantinya akan menciptakan bareh randang yang memiliki permukaan agak kasar namun bagian dalamnya lunak. Nantinya gumpalan hasil pemasakannya akan dipotong-potong menjadi beberapa bagian dengan bentuk lingkaran ataupun persegi. Makanan adat Sumatera Barat dengan warna putih ini memiliki rasa yang manis, sehingga sering dijadikan cemilan, termasuk upacara adat. Sebut saja adat pernikahan dan perkumpulan adat, bareh randang akan dengan senang hati menjadi hidangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar